Kamis, 19 November 2020

TAFSIR MAKNA SHALAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

 Assalamu'alaikum wr. wb.

Disini saya memaparkan Makalah saya tentang makna shalat dalam kehidupan sehari-hari


MAKALAH TAFSIR

MAKNA SHALAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir

Dosen Pengampu: Neny Muthi'atul Awwaliyah, M. Ag




Disusun oleh:

Nama   : Muhammad Fadillah

NIM    : 53050200054


Kelas A

Jurusan Aqidah Dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora

Institut Agama Islam Negeri Salatiga

2020


BAB I


 PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang 

Shalat berasal dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang memiliki beberapa pengertian, ialah 1) Sembahyang ini lazim dikenal walaupun kata sembah yang sebenarnya tidak cocok atau kurang tepat. 2) Salawat, ialah salawat dan salam kepada Nabi yang biasa diucapkan terutama dalam shalat di kala membaca tahiyyat atau tasyahud. 3) Doa, seperti shalat jenazah, shalat di situ berarti doa untuk jenazah, sebab shalat itu tanpa rukuk dan sujud.

Pengertian shalat secara istilah ialah perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Hasbi ash-Shidiqy mengklasifikasi pengertian shalat menjadi dua bagian. Pertama pengertian secara lahir, sebagaimana penjelasan pada umumnya,  yaitu ucapan dan perbuatan tertentu diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Kedua pengertian secara hakikat, ialah menghadap kepada Allah dengan menumbuhkan rasa kebesaran dan keagungan-Nya dengan penuh kekhusyu’an dan keikhlasan baik dalam perkataan maupun perbuatan pada poin pertama. Shalat juga termasuk salah satu bentuk kepatuhan dan ketundukan seseorang kepada agamanya. Maka dari itu, solat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan karena shalat termasuk kategori ibadah khusus atau ibadah mahdah. Di sisi lain, ibadah shalat ini merupakan salah satu perintah yang mana malaikat Jibril a.s diperintahkan langsung oleh Allah untuk menjemput Nabi Muhammad saw agar bertemu menghadap Allah.



B. Rumusan Masalah

 

1.        Bagaimana makna shalat berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 45-46

2.        Bagaimana makna shalat berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 153

3.        Bagaimana makna shalat berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 238

4.        Bagaimana makna shalat berdasarkan Qs. Thaha ayat 132


C. Tujuan


1.        Untuk mengetahui agaimana makna shalat berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 45-46.

2.        Untuk mengetahui bagaimana makna shalat berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 153.

3.        Untuk mengetahui bagaimana makna shalat berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 238.

4.        Untuk mengetahui bagaimana makna shalat berdasarkan Qs. Thaha ayat 132.

BAB II

PEMBAHASAN


A.  Makna Shalat dalam Surat Al Baqarah ayat 45-46


وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِين

الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Artinya:

"Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."

Melalui firman-Nya ini, Allah swt. menyuruh para hamba-Nya untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat yang mereka dambakan, dengan cara menjadikan kesabaran dan shalat sebagai penolong.

Sebagaimana yang dikatakan Muqatil bin Hayyan dalam tafsirnya mengenai ayat ini, “Hendaklah kalian mengejar kehidupan akhirat dengan cara menjadikan kesabaran dan mengerjakan berbagai kebajikan dan shalat sebagai penolong.”

Dlamir [kata ganti] pada firman-Nya: wa innaHaa lakabiiratun; kembali kepada kata shalat. Demikian dikatakan oleh Mujahid dari dan menjadi pilihan Ibnu Jarir. Bisa juga kembali kepada kandungan ayat itu sendiri, yaitu wasiat [pesan] untuk melakukan hal tersebut seperti firman Allah dalam kisah Qarun: “Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar”. (al-Qashash: 80)

Bagaimanapun firman Allah: lakabiiratun; berarti beban yang sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusu’.

Mujahid mengatakan: “yaitu orang-orang mukmin yang sebenarnya.”
Sedangkan adh-Dhahhak mengatakan, innaHaa lakabiiratun; berarti bahwa hal itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang tunduk dalam ketaatan kepada-Nya, yang takut akan kekuasaan-Nya, serta yang yakin dengan janji dan ancaman-Nya.

Ibnu Jarir mengatakan, makna ayat tersebut “Wahai sekalian orang-orang alim dari kalangan ahlul kitab, mohonlah pertolongan dengan menahan diri kalian dalam ketaatan kepada Allah dan mendirikan shalat yang dapat mencegah kalian dari kekejian dan kemungkaran serta dapat mendekatkan kalian kepada keridhaan Allah. Hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu mereka yang patuh dan tunduk dalam ketaatan kepada-Nya serta merendahkan diri karena takut kepada-Nya.”


B. Makna Shalat Surat Al Baqarah ayat 153

Menurut Tafsir Ibnu Katsir


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: 

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kalian, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Setelah menyampaikan penjelasan mengenai perintah bersyukur, Allah pun menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk memohon pertolongan melalui kesabaran dan shalat. Karena sesungguhnya seorang hamba itu ada kalanya ia mendapatkan nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa bencana kemudian bersabar atasnya.

Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa sebaik-baik sarana yang dapat membantu dalam menjalani berbagai musibah adalah kesabaran dan shalat. Sebagaimana telah diuraikan dalam firman Allah Ta’ala sebelumnya yang artinya:


“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Dalam hadits disebutkan: “Bahwa Rasulullah Saw jika menghadapi suatu masalah, maka beliau mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad dan an-Nasai).


C. Makna Shalat dalam Surat Al Baqarah ayat 238

Menurut Tafsir Ibnu Katsir


حَٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ

Artinya: “Peliharalah segala salat(mu), dan (peliharalah) salat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyu’.”

Imam Ahmad meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Zhuhur di siang hari yang panas, dan Beliau tidaklah melakukan shalat yang paling berat bagi para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam daripadanya, maka turunlah ayat, "Haafizhuu 'alash shalawaati wash shalaatil wusthaa" Beliau bersabda, "Sesungguhnya sebelumnya (yakni sebelum shalat wustha) ada dua shalat dan setelahnya ada dua shalat."

Memelihara di ayat ini adalah mengerjakannya pada waktunya, terpenuhi syarat, rukun, khusyu', hal yang wajib maupun sunahnya. Menjaga shalat dapat membantu menjaga ibadah yang lain serta dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, terlebih apabila seseorang mengerjakannya dengan sempurna. Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama. Ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa ialah shalat Ashar.

Ayat ini menekankan agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Ada yang mengartikan "qaanitin" di ayat tersebut dengan "diam; tidak berbicara" berdasarkan hadits Zaid bin Arqam ia berkata, "Kami terkadang berbicara ketika shalat, sampai turun ayat yang memerintahkan kami untuk diam dan melarang kami berbicara." (HR. Bukhari dan Muslim) Pembicaraan mereka ketika shalat misalnya menjawab salam, menjawab orang yang bertanya dsb. Thabrani meriwayatkan dalam Al Kabir dari Simak dari dari Ikrimah dari Ibnu Abbas tentang firman Allah Ta'ala, "Wa Quumuu lillahi qaanitiin" ia berkata: "Dahulu para sahabat berbicara ketika shalat, ada pembantu seseorang yang datang ketika ia sedang shalat lalu membicarakan keperluannya, kemudian mereka pun dilarang berbicara." (Abu 'Abdirrahman berkata, "Hadits tersebut dari jalan Simak dari Ikrimah. Riwayat Simak dari Ikrimah terdapat kemudhthariban." Akan tetapi hadits tersebut hanya sebagai syahid saja).




D. Makna Shalat dalam Surat Thaha ayat 132 

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ  لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى

Arti: “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.” (surat Thaha Ayat 132)

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Yang fardhu maupun yang sunat. Perintah kepada sesuatu, berarti perintah pula kepada semua yang menjadikan shalat sempurna. Termasuk juga perintah mengajarkan mereka (keluarga) tentang shalat, seperti yang wajib dalam shalat dan yang sunahnya, demikian pula yang membatalkan shalat dan yang makruh dalam shalat.

Dengan menegakkannya, mengerjakan rukun-rukun, adab-adab dan khusyu’nya. Hal ini memang berat bagi jiwa, akan tetapi perlu dipaksa dan dikerahkan kemampuan sehingga terbiasa. Yang demikian karena apabila seseorang sudah mengerjakan shalat sesuai yang diperintahkan dan menjaganya, maka terhadap perintah-perintah agama yang lain, maka dia akan mampu menjaganya. Sebaliknya, jika shalatnya tidak diperhatikan bahkan ditinggalkan, maka perintah-perintah agama yang lain tentu akan ditinggalkan. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjamin tentang masalah rezeki, yakni janganlah hal itu terlalu dipikirkan sampai kurang memberikan perhatian terhadap perintah-perintah agama. Yakni Kami tidak membebanimu agar engkau memberikan rezeki untuk dirimu dan untuk selainmu.


BAB III

PENUTUP


 Kesimpulan

Allah menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk memohon pertolongan melalui kesabaran dan shalat. Karena sesungguhnya seorang hamba itu ada kalanya ia mendapatkan nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa bencana kemudian bersabar atasnya. Lalu kita diperintahkan mengerjakan Shalat pada waktunya, terpenuhi syarat, rukun, khusyu', hal yang wajib maupun sunahnya. Menjaga shalat dapat membantu menjaga ibadah yang lain serta dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana yang dikatakan Muqatil bin Hayyan dalam tafsirnya diatas, “Hendaklah kalian mengejar kehidupan akhirat dengan cara menjadikan kesabaran dan mengerjakan berbagai kebajikan dan shalat sebagai penolong.”. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjamin tentang masalah rezeki, yakni janganlah hal itu terlalu dipikirkan sampai kurang memberikan perhatian terhadap perintah-perintah agama. Yakni Kami tidak membebanimu agar engkau memberikan rezeki untuk dirimu dan untuk selainmu.

DAFTAR PUSTAKA

https://tafsirweb.com/5374-quran-surat-thaha-ayat-132.html
https://tafsirweb.com/934-quran-surat-al-baqarah-ayat-238.html

https://suaralantang.com/tafsir-ibnu-katsir-surat-al-baqarah-ayat-153-154-tentang-orang-beriman-yang-sabar.html#:~:text=Tafsir%20Ibnu%20Katsir%20Surat%20Al%2DBaqarah%20ayat%20153%2D154.&text=Setelah%20menyampaikan%20penjelasan%20mengenai%20perintah,pertolongan%20melalui%20kesabaran%20dan%20shalat.&text=Pertama%2C%20sabar%20dalam%20meninggalkan%20berbagai%20hal%20yang%20diharamkan%20dan%20perbuatan%20dosa.

https://alquranmulia.wordpress.com/2015/02/17/tafsir-ibnu-katsir-surat-al-baqarah-ayat-45-46/

Terima kasih, Wassalamu'alaikum wr. wb.



TAFSIR MAKNA SHALAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

  Assalamu'alaikum wr. wb. Disini saya memaparkan Makalah saya tentang makna shalat dalam kehidupan sehari-hari MAKALAH TAFSIR MAKNA S...